Fanfict by : @MhmmdEdwin
Inspired by : @S_NadseJKT48
Hujan deras
mengawali pagi itu, aku sudah setengah perjalanan menuju sekolahku, namun karna
hujan aku berteduh disalah satu halte bus terdekat disitu. Aku tak mengenakan
kendaraan, karna ban sepedea motorku sedang bocor, untungnya jarak rumah dan
sekolaku tak teramat jauh...
Pagi itu aku mengeluarkan teh hangat yg ada ditasku, namun aku melihat seorang gadis yg terlihat sangat kedinginan, ku dekati lalu kusapa dia dengan suara pelan “Hay...” sapaku
“Eh hallo...Huft...”Ucapnya sambil menggosok2 lengannya. Gadis itu terlihat kedinginan, bajunya sedikit basah, karna tak tega aku mencoba menawarkan teh hangat yg tadi ku ambi ditasku.
“Ini minum aja, kasian kamu kedinginan...”Ujarku sambil memberikan minuman tersebut.
“Eh gak usah, kan minuman kamu, lagian kamu juga kedinginan kan ? Buat kamu aja...”Balasnya sambil tersenyum.
“Gila itu senyum manusia ?” ucapku dalam hati. “Ehm gak apa kok, udah ambil aja”tambahku
“Hm yakin nih ?” balasnya lagi seraya meyakinkanku.
“Iyaa yakin, udah minum aja, biar agak hangatan...”tambahku lagi dengan sedikit senyum.
“Makasih yaa...” jawabnya sambil tersenyum lagi.
Aku kembali membuka tas ku, bodohnya aku gak tau kalau ditasku ada sebuah sweater “Tau gini pake dari rumah aja ini sweater, sudah basah lagi”ucapku dalam hati lagi.
“Kamu sekolah dimana ?”tanya nya yg tiba2 mengagetkanku.
“Oh itu aku di SMA 5, kamu sendiri ?”
“SMA 5 ? Aku juga SMA 5 tapi kok gak pernah ketemu kamu”jawabnya bingung.
“Hah ? Masa sih kamu SMA 5 juga ? Iya aku juga gak pernah ketemu kamu”jawabku yg juga merasa bingung.
“Perkenalkan deh, nama aku Nadhifa Salsabila, kamu cukup panggil aku Nadse...”Ucapnya sambil mengacungkan tangannya dan tersenyum.
“Aku Muhammad Edwin, kamu panggil Edwin aja...”Balasku sambil mengacungkan kembali tanganku. “Eh ini aku ada sweater, kamu pake dulu aja, biar lebih hangatan lagi”Tambahku sambil memberinya sweater yg tadi kukeluarkan ditasku.
“Loh gak usah repot2...
“Udah gak apa...” aku memberikannya sweater yg tadi ditasku.
“Makasih yaa...ngomong2 ini sweaternya gimana aku kembaliinnya ?” tanyanya.
“Itu gampang, yaudah kesekolah bareng yuk, udah mulai reda hujannya.”Ucapku
“Yuk, tapi bentar...”Balasnya sambil memakai sweaterku.”Dah.. yuk...”tambahnya.
Aku dan Nadse kesekolah bersama, ya memang jarak dari halte tadi ke sekolah kami tak terlalu jauh, hingga kami sampai disekolah...
“Kelas kamu yg mana nad ?”Tanyaku.
“Tuh...”Balasnya sambil menunjuk salah satu kelas yg ada dilantai 3. “Aku kelas X-A...”Tambahnya
“Oh kalau aku kelas X-D gak nanya ya yaudah gak apa”balasku sambil tersenyum seperti orang bodoh.
“Hahaha ya gak apa kan, kamu kan mau nunjukkan kelasmu ke aku, biar aku juga tau”Jawabnya sambil tertawa “ Yaudah aku duluan ya win...”Ucapnya sambil senyum dan berbalik arah.
“Iya nad dah... “Balasku
Pagi itu aku mengeluarkan teh hangat yg ada ditasku, namun aku melihat seorang gadis yg terlihat sangat kedinginan, ku dekati lalu kusapa dia dengan suara pelan “Hay...” sapaku
“Eh hallo...Huft...”Ucapnya sambil menggosok2 lengannya. Gadis itu terlihat kedinginan, bajunya sedikit basah, karna tak tega aku mencoba menawarkan teh hangat yg tadi ku ambi ditasku.
“Ini minum aja, kasian kamu kedinginan...”Ujarku sambil memberikan minuman tersebut.
“Eh gak usah, kan minuman kamu, lagian kamu juga kedinginan kan ? Buat kamu aja...”Balasnya sambil tersenyum.
“Gila itu senyum manusia ?” ucapku dalam hati. “Ehm gak apa kok, udah ambil aja”tambahku
“Hm yakin nih ?” balasnya lagi seraya meyakinkanku.
“Iyaa yakin, udah minum aja, biar agak hangatan...”tambahku lagi dengan sedikit senyum.
“Makasih yaa...” jawabnya sambil tersenyum lagi.
Aku kembali membuka tas ku, bodohnya aku gak tau kalau ditasku ada sebuah sweater “Tau gini pake dari rumah aja ini sweater, sudah basah lagi”ucapku dalam hati lagi.
“Kamu sekolah dimana ?”tanya nya yg tiba2 mengagetkanku.
“Oh itu aku di SMA 5, kamu sendiri ?”
“SMA 5 ? Aku juga SMA 5 tapi kok gak pernah ketemu kamu”jawabnya bingung.
“Hah ? Masa sih kamu SMA 5 juga ? Iya aku juga gak pernah ketemu kamu”jawabku yg juga merasa bingung.
“Perkenalkan deh, nama aku Nadhifa Salsabila, kamu cukup panggil aku Nadse...”Ucapnya sambil mengacungkan tangannya dan tersenyum.
“Aku Muhammad Edwin, kamu panggil Edwin aja...”Balasku sambil mengacungkan kembali tanganku. “Eh ini aku ada sweater, kamu pake dulu aja, biar lebih hangatan lagi”Tambahku sambil memberinya sweater yg tadi kukeluarkan ditasku.
“Loh gak usah repot2...
“Udah gak apa...” aku memberikannya sweater yg tadi ditasku.
“Makasih yaa...ngomong2 ini sweaternya gimana aku kembaliinnya ?” tanyanya.
“Itu gampang, yaudah kesekolah bareng yuk, udah mulai reda hujannya.”Ucapku
“Yuk, tapi bentar...”Balasnya sambil memakai sweaterku.”Dah.. yuk...”tambahnya.
Aku dan Nadse kesekolah bersama, ya memang jarak dari halte tadi ke sekolah kami tak terlalu jauh, hingga kami sampai disekolah...
“Kelas kamu yg mana nad ?”Tanyaku.
“Tuh...”Balasnya sambil menunjuk salah satu kelas yg ada dilantai 3. “Aku kelas X-A...”Tambahnya
“Oh kalau aku kelas X-D gak nanya ya yaudah gak apa”balasku sambil tersenyum seperti orang bodoh.
“Hahaha ya gak apa kan, kamu kan mau nunjukkan kelasmu ke aku, biar aku juga tau”Jawabnya sambil tertawa “ Yaudah aku duluan ya win...”Ucapnya sambil senyum dan berbalik arah.
“Iya nad dah... “Balasku
Aku menuju kelasku, mengikuti pelajaran yang ada dan kini saatnya istirahat.
Aku mencoba ke kantin, siapa tau bertemu dengan nadse. Sampai kantin benar, aku
melihat nadse sedang duduk sendirian, ketika aku mencoba ingin menghampirinya, aku
melihat seorang murid laki2 juga membawa makanan dan duduk didepannya, akhirnya
aku hanya melihat mereka sedikit mesra sambil makan berdua. Cemburu, ya itu yg
kurasakan, namun aku juga gak tau apa murid cowok tadi itu pacar atau hanya
teman sekelas nadse, aku berbalik arah dan kembali masuk ke kelasku.
Ketika pulang sekolah tiba, aku menunggu nadse didepan gerbang sekolah, dan tak lama kemudia diapun datang “Hm nadse...”Ucapku ketika dia berlalu depanku.
“Eh iya win ? Ada apa ?” jawabnya.
“Itu, cowok yg tadi sama kamu dikantin itu siapa ya, hehe maaf kepo”tanyaku sedikit gugup.
“Oh itu dia reza, teman sekelasku, dia anak basket, kenapa kamu gak kenalan aja tadi...” jawabnya yang sedikit membuatku lega. Jujur aku menyimpan perasaan lebih padanya, namun pernyataan nadse tadi cukup membuat hatiku tenang karna dia tak memiliki pacar. “Eh itu anu, yaudah deh aku cuman mau nanya itu kok”Tambahku dengan senyum canda.
“Yakin ? Yaudah aku balik ya, udah dijemput tuh, eh iya ada yang mau aku tanya ke kamu, kenapa kamu suka bawa berlian itu, kan ini siang sedangkan berlian hanya bersinar kala malam hari...”Tanya nya.
“Gak apa kok hehe”Jawabku
“Hm yaudah, balik dulu yaa...”jawabnya balik sambil melambaikan tangannya dan aku hanya membalasnya dengan 1 senyuman.
Hari berganti hari, kini aku dan nadse semakin dekat, namun ada satu hal yg aku sembunyikan dari dia, yaitu penyakit yang ku punya. Satu hari aku mencoba mengajak nadse kepantai bersama, dia pun bisa dan pada suatu hari cerah aku dan nadse berdua bersama disebuah pantai. “Mentari nya indah ya nad...”Ujarku.
“Hm iyaa lebih indah berlian yg kamu pegang, kenapa sih kamu selalu bawa berlian itu win ?” tanya nya lagi, pertanyaan yg ia lemparkan tepat 2 minggu lalu.
“Udah gak apa, berlian ini teman ku kok dari kecil, hehe” jawabku sambil tersenyum.
“Tapi setiap kali kita jalan sama2 apa lagi kalau malam, kamu selalu keluarkan berlian itu dihadapan kamu, emang kalau gak ada berlian itu kenapa ?” tanyanya yg mulai serius.
“Gak ada masalah, dari kecil berlian ini tak tergantikan, hehe dia itu pokoknya sahabat yg terbaik yg pernah ku miliki deh, dan juga kamu hehe...”jawabku yg tetap tersenyum agar tak membuat nadse khawatir.
“Mentari senja itu hebat, membuat kita bisa meerasa tenang kala masalah datang menghampiri...”ucapku sambil menutup mataku.
“Tapi lebih indah berlian yg kamu pegang, dia juga hebat, buktinya bisa nemanin kamu selama ini...”balasnya sambil tersenyum. Hari mulai gelap, aku mulai mengeluarkan berlian dari kantungku. Berlian itu bersinar terang, dan membuatku merasa sedikit tenang.
Selang beberapa saat aku mengajak nadse pulang, ku antar ia menuuju rumahnya, dan aku pun berbalik.
Keesokan harinya aku menuju sekolah dengan menggunakan sepeda motor, sampai sekolah aku berjalan menuju kelas ku, aku melihat nadse sedang membaca sebuah buku dihalaman sekolah, aku menghampirinya. “Hay nad...” ujarku.
“Hay win, eh tau gak, aku keterima loh di JKT48 generasi ke-3 ! Ih aku senang banget !” balasnya sambil senyum bahagia.
“Wah hebat dong, lanjutkan deh kalau gitu...” jawabku lalu duduk disampingnya.
“Tapi kan ikut JKT48 gak boleh pacaran ... “Ucapnya sambil menunduk dan memanyunkan bibirnya.
“Lah terus ?” jawabku heran.
“Ih kamu kok gak peka ! Aku tu...
"Mau ngomong tentang cinta ? Cita-Cita itu lebih penting dari cinta-cintaan." ucapku memotong kata-katanya dan tersenyum.
"Hm i-iyaa deh.” jawabnya sambil mencubit tanganku.
“Cinta-cintaan itu gampang, kamu raih cita-citamu dulu, aku bakal tunggu kamu, aku juga suka kamu sih sebenarnya, tapi liat kamu bahagia dimataku aja sudah cukup, percaya deh aku bakal nunggu kamu sampai hari kelulusanmu nanti.”Balasku sambil tersenyum.
“Janji ya !!!” tambahnya seraya meyakinkanku.
“Iyaa iyaa...”
Ketika dekatnya kulihat sebuah bola basket terlempar keras menuju kepalanya, dengan cepat kelindungi dia, dan akhirnya bola basket itu malah mengenai kepalaku, seketika penglihatanku mulai rabun dan akupun pingsan ditempat.
Aku terbangun diUKS, nadse sudah ada didekatku “Eh sudah bangun...”jawabnya sambil mengelus kepalaku.
“Buset dah itu bola tadi kenceng banget pas kena kepalaku.”Jawabku sambil memegang kepalaku.
“Makasih ya sudah jadi pahlawan, hehe”balasnya sambil senyum dan memberiku sebuah makanan.
“Eh ini apa ?” tanyaku
“Ini bekal yg ku bawa, kamu makan ya, aku suapin...”jawabnya sambil membuka kotak makannya dan mulai menyuapkan makanan tersebut padaku .
“Duh lahap banget, lapar ya haha...”Ucapnya sambil tersenyum canda,
“Hehe iyaa nih, makasih yaa...”jawabku.
Ketika sudah mendingan aku kembali kerumah ku, malam hari tiba, aku sibuk mencari berlianku kemana, kubongkar seisi kamarku untuk mencari berlian itu, namun aku tak menemukannya, hari semakin gelap, aku mulai melemah dan akhirnya terjatuh pingsan dikamarku. Orang tuaku pun kaget dan langsung membawaku ke rumah sakit.
Aku tak sadarkan selama 1 minggu, namun denyut nadi dan jantungku masih berdetak, semua kaget, nadse yang sedang bersiap2 untuk hari pertamanya theater belum tau akan kabarku. 2 minggu berlalu aku masih belum tersadarkan, orang tua ku frustasi, aku masih belum terbangun hingga diminggu ke-3 nadse datang kerumah sakit.
“Tante...om saya boleh ngomong...”ujar nadse ketika memasuki kamar dimana aku dirawat.
"Yaudah ngomong diluar aja ya...”jawab orang tuaku.
“Sebelumnya maaf om dan tante, selama ini saya sudah jahatin edwin, saya mengambil berlian kesayangan dia, saya hanya penasaran, tiap kali jalan sama edwin, edwin selalu bawa berlian ini, dan ketika malam hari, dia selalu menaruh berlian ini dihadapannya, dan berlian itu bersinar dengan terang, sekali lagi maaf tante.”Ucap nadse disertai tangisan.
“Udah gak apa, sekarang biarkan kita liat perkembangan dia...”ucap orang tuaku.
Tiba2 adikku datang, namanya zidane umurnya baru 11 tahun. “Mah pah zidane mau cerita sesuatu...”ucap adikku.
“Cerita apa zidane...”jawab orang tuaku.
“Jadi sebenarnya kakak punya penyakit Xerophthalmania, itu penyakit buta malam yg kakak derita selama ini.” Balas zidane yg tadi membuka handphone nya karna susah membaca bahasa latin penyakitku tadi.
“Eh zidane gak boleh ngomong sembarangan...”tambah orang tuaku.
“Zidane gak ngomong sembarangan kok, kakak sudah cerita pas zidane masih kecil, terus kakak minta zidane catat nama penyakit kakak, makanya kakak selalu butuh berlian itu untuk temani kakak kalau malam, soalnya kalau malam mata dan hati kakak itu gelap.” Tambah zidane.
Ketika zidane menceritakan semuanya, tiba2 keluarga yg ada dikamarku meneriakkan namaku dengan keras ketika jantung ku sudah berhenti berdetak. Orang tua ku, Nadse dan adikku berlalu menuju kamar, dengan histeris mama ku memanggil dokter, ketika dokter datang, dokter meminta semuanya keluar dari kamar, hingga selesai dokter pun keluar kamar tempat ku dirawat...
“Huft...Sudah terlambat buk, pak, anak bapak mengidap penyakit Xerophthalmania yaitu penyakit buta malam, selama 3 minggu ini dia mencoba melawan, namun dia tak mampu, dia tak mampu melawan kebutaan mata dan hatinya yang sabar ya buat keluarga yg ditinggalkan...”ucap dokter yg membuat orang2 yg tadinya berkumpul untuk kesembuhanku meneteskan air mata, termasuk Nadse...
Semua orang memasuki kembali kamarku, wajahku sudah tutup dengan kain putih semua mengangis keras, nadse datang memeluk mayatku, dan mengeluarkan berlian yg selama ini ia sembunyikan “Maafin aku, maaf aku sudah menyembunyikan berlian ini,aku gak ada maksud, tapi keegoisanku yg membawaku untuk mengambil berlian ini hanya karna rasa penasaran berlebihanku. Bangun win ! Bangun ! Kamu gak boleh pergi secepat ini ! Mana janji kamu, kalau kamu akan terus sama2 aku, kamu janji kamu bakal nunggu sampai hari kelulusanku di JKT48, mana janji kamu win...mana !!!” ucapnya dengan tangis keras terus memelukku dan menempatkan berlian itu tepat letak dimana hatiku...
Tiba2 jantungku kembali berdetak semua orang kaget, dan orang tuaku kembali memanggil dokter, dokter pun iktu kaget, tak munggkin ada orang g sudah menghembuskan namafas terakhirnya bisa kembali hidup, apalagi orang yg mengidap penyakit buat malam sepertiku, dokter kembali memeriksaku, dan mungkin takdir berkata lain saat itu, aku kembali dapat hidup...
“Saya gak tau apa yang terjadi, tapi ini mungkin takdir Tuhan, saya benar2 gak bisa berkata apa2 buk pak, selamat, jangan lupa berterima kasih pada Tuhan...”ujar dokter dengan keringat dingin.
Semua orang termasuk nadse menunggu aku membuka mataku, kini berlian itu berada ditanganku, hingga malam hari aku terbangun dan melihat sebuah berlian bersinar terang dihadapanku juga orang2 berdiri disisiku.
“Apa yg terjadi...Berlian ini ? Kok bisa ada...” ucapku. Namun penglihatanku masih buram.
“Maafin aku ya win, rasa penasaran berelbihanku membawaku untuk mengambil berlianmu, aku terlalu penasaran sampai2 harus mencuri berlian itu, maafin aku win....”ucap nadse dengan tetesan air mata dipipinya.
“Udah gak apa kamu gak salah...Lupakan aja, ngomong2 gimana kabar kamu di JKT48 ?”tanyaku yang kini penglihatanku mulai jernih.
“Aku baik, kemarin udah perkenalan juga...”jawabnya
“Oh ya ? Jadi perkenalan kamu gimana ?” Tanya ku lagi.
Ketika pulang sekolah tiba, aku menunggu nadse didepan gerbang sekolah, dan tak lama kemudia diapun datang “Hm nadse...”Ucapku ketika dia berlalu depanku.
“Eh iya win ? Ada apa ?” jawabnya.
“Itu, cowok yg tadi sama kamu dikantin itu siapa ya, hehe maaf kepo”tanyaku sedikit gugup.
“Oh itu dia reza, teman sekelasku, dia anak basket, kenapa kamu gak kenalan aja tadi...” jawabnya yang sedikit membuatku lega. Jujur aku menyimpan perasaan lebih padanya, namun pernyataan nadse tadi cukup membuat hatiku tenang karna dia tak memiliki pacar. “Eh itu anu, yaudah deh aku cuman mau nanya itu kok”Tambahku dengan senyum canda.
“Yakin ? Yaudah aku balik ya, udah dijemput tuh, eh iya ada yang mau aku tanya ke kamu, kenapa kamu suka bawa berlian itu, kan ini siang sedangkan berlian hanya bersinar kala malam hari...”Tanya nya.
“Gak apa kok hehe”Jawabku
“Hm yaudah, balik dulu yaa...”jawabnya balik sambil melambaikan tangannya dan aku hanya membalasnya dengan 1 senyuman.
Hari berganti hari, kini aku dan nadse semakin dekat, namun ada satu hal yg aku sembunyikan dari dia, yaitu penyakit yang ku punya. Satu hari aku mencoba mengajak nadse kepantai bersama, dia pun bisa dan pada suatu hari cerah aku dan nadse berdua bersama disebuah pantai. “Mentari nya indah ya nad...”Ujarku.
“Hm iyaa lebih indah berlian yg kamu pegang, kenapa sih kamu selalu bawa berlian itu win ?” tanya nya lagi, pertanyaan yg ia lemparkan tepat 2 minggu lalu.
“Udah gak apa, berlian ini teman ku kok dari kecil, hehe” jawabku sambil tersenyum.
“Tapi setiap kali kita jalan sama2 apa lagi kalau malam, kamu selalu keluarkan berlian itu dihadapan kamu, emang kalau gak ada berlian itu kenapa ?” tanyanya yg mulai serius.
“Gak ada masalah, dari kecil berlian ini tak tergantikan, hehe dia itu pokoknya sahabat yg terbaik yg pernah ku miliki deh, dan juga kamu hehe...”jawabku yg tetap tersenyum agar tak membuat nadse khawatir.
“Mentari senja itu hebat, membuat kita bisa meerasa tenang kala masalah datang menghampiri...”ucapku sambil menutup mataku.
“Tapi lebih indah berlian yg kamu pegang, dia juga hebat, buktinya bisa nemanin kamu selama ini...”balasnya sambil tersenyum. Hari mulai gelap, aku mulai mengeluarkan berlian dari kantungku. Berlian itu bersinar terang, dan membuatku merasa sedikit tenang.
Selang beberapa saat aku mengajak nadse pulang, ku antar ia menuuju rumahnya, dan aku pun berbalik.
Keesokan harinya aku menuju sekolah dengan menggunakan sepeda motor, sampai sekolah aku berjalan menuju kelas ku, aku melihat nadse sedang membaca sebuah buku dihalaman sekolah, aku menghampirinya. “Hay nad...” ujarku.
“Hay win, eh tau gak, aku keterima loh di JKT48 generasi ke-3 ! Ih aku senang banget !” balasnya sambil senyum bahagia.
“Wah hebat dong, lanjutkan deh kalau gitu...” jawabku lalu duduk disampingnya.
“Tapi kan ikut JKT48 gak boleh pacaran ... “Ucapnya sambil menunduk dan memanyunkan bibirnya.
“Lah terus ?” jawabku heran.
“Ih kamu kok gak peka ! Aku tu...
"Mau ngomong tentang cinta ? Cita-Cita itu lebih penting dari cinta-cintaan." ucapku memotong kata-katanya dan tersenyum.
"Hm i-iyaa deh.” jawabnya sambil mencubit tanganku.
“Cinta-cintaan itu gampang, kamu raih cita-citamu dulu, aku bakal tunggu kamu, aku juga suka kamu sih sebenarnya, tapi liat kamu bahagia dimataku aja sudah cukup, percaya deh aku bakal nunggu kamu sampai hari kelulusanmu nanti.”Balasku sambil tersenyum.
“Janji ya !!!” tambahnya seraya meyakinkanku.
“Iyaa iyaa...”
Ketika dekatnya kulihat sebuah bola basket terlempar keras menuju kepalanya, dengan cepat kelindungi dia, dan akhirnya bola basket itu malah mengenai kepalaku, seketika penglihatanku mulai rabun dan akupun pingsan ditempat.
Aku terbangun diUKS, nadse sudah ada didekatku “Eh sudah bangun...”jawabnya sambil mengelus kepalaku.
“Buset dah itu bola tadi kenceng banget pas kena kepalaku.”Jawabku sambil memegang kepalaku.
“Makasih ya sudah jadi pahlawan, hehe”balasnya sambil senyum dan memberiku sebuah makanan.
“Eh ini apa ?” tanyaku
“Ini bekal yg ku bawa, kamu makan ya, aku suapin...”jawabnya sambil membuka kotak makannya dan mulai menyuapkan makanan tersebut padaku .
“Duh lahap banget, lapar ya haha...”Ucapnya sambil tersenyum canda,
“Hehe iyaa nih, makasih yaa...”jawabku.
Ketika sudah mendingan aku kembali kerumah ku, malam hari tiba, aku sibuk mencari berlianku kemana, kubongkar seisi kamarku untuk mencari berlian itu, namun aku tak menemukannya, hari semakin gelap, aku mulai melemah dan akhirnya terjatuh pingsan dikamarku. Orang tuaku pun kaget dan langsung membawaku ke rumah sakit.
Aku tak sadarkan selama 1 minggu, namun denyut nadi dan jantungku masih berdetak, semua kaget, nadse yang sedang bersiap2 untuk hari pertamanya theater belum tau akan kabarku. 2 minggu berlalu aku masih belum tersadarkan, orang tua ku frustasi, aku masih belum terbangun hingga diminggu ke-3 nadse datang kerumah sakit.
“Tante...om saya boleh ngomong...”ujar nadse ketika memasuki kamar dimana aku dirawat.
"Yaudah ngomong diluar aja ya...”jawab orang tuaku.
“Sebelumnya maaf om dan tante, selama ini saya sudah jahatin edwin, saya mengambil berlian kesayangan dia, saya hanya penasaran, tiap kali jalan sama edwin, edwin selalu bawa berlian ini, dan ketika malam hari, dia selalu menaruh berlian ini dihadapannya, dan berlian itu bersinar dengan terang, sekali lagi maaf tante.”Ucap nadse disertai tangisan.
“Udah gak apa, sekarang biarkan kita liat perkembangan dia...”ucap orang tuaku.
Tiba2 adikku datang, namanya zidane umurnya baru 11 tahun. “Mah pah zidane mau cerita sesuatu...”ucap adikku.
“Cerita apa zidane...”jawab orang tuaku.
“Jadi sebenarnya kakak punya penyakit Xerophthalmania, itu penyakit buta malam yg kakak derita selama ini.” Balas zidane yg tadi membuka handphone nya karna susah membaca bahasa latin penyakitku tadi.
“Eh zidane gak boleh ngomong sembarangan...”tambah orang tuaku.
“Zidane gak ngomong sembarangan kok, kakak sudah cerita pas zidane masih kecil, terus kakak minta zidane catat nama penyakit kakak, makanya kakak selalu butuh berlian itu untuk temani kakak kalau malam, soalnya kalau malam mata dan hati kakak itu gelap.” Tambah zidane.
Ketika zidane menceritakan semuanya, tiba2 keluarga yg ada dikamarku meneriakkan namaku dengan keras ketika jantung ku sudah berhenti berdetak. Orang tua ku, Nadse dan adikku berlalu menuju kamar, dengan histeris mama ku memanggil dokter, ketika dokter datang, dokter meminta semuanya keluar dari kamar, hingga selesai dokter pun keluar kamar tempat ku dirawat...
“Huft...Sudah terlambat buk, pak, anak bapak mengidap penyakit Xerophthalmania yaitu penyakit buta malam, selama 3 minggu ini dia mencoba melawan, namun dia tak mampu, dia tak mampu melawan kebutaan mata dan hatinya yang sabar ya buat keluarga yg ditinggalkan...”ucap dokter yg membuat orang2 yg tadinya berkumpul untuk kesembuhanku meneteskan air mata, termasuk Nadse...
Semua orang memasuki kembali kamarku, wajahku sudah tutup dengan kain putih semua mengangis keras, nadse datang memeluk mayatku, dan mengeluarkan berlian yg selama ini ia sembunyikan “Maafin aku, maaf aku sudah menyembunyikan berlian ini,aku gak ada maksud, tapi keegoisanku yg membawaku untuk mengambil berlian ini hanya karna rasa penasaran berlebihanku. Bangun win ! Bangun ! Kamu gak boleh pergi secepat ini ! Mana janji kamu, kalau kamu akan terus sama2 aku, kamu janji kamu bakal nunggu sampai hari kelulusanku di JKT48, mana janji kamu win...mana !!!” ucapnya dengan tangis keras terus memelukku dan menempatkan berlian itu tepat letak dimana hatiku...
Tiba2 jantungku kembali berdetak semua orang kaget, dan orang tuaku kembali memanggil dokter, dokter pun iktu kaget, tak munggkin ada orang g sudah menghembuskan namafas terakhirnya bisa kembali hidup, apalagi orang yg mengidap penyakit buat malam sepertiku, dokter kembali memeriksaku, dan mungkin takdir berkata lain saat itu, aku kembali dapat hidup...
“Saya gak tau apa yang terjadi, tapi ini mungkin takdir Tuhan, saya benar2 gak bisa berkata apa2 buk pak, selamat, jangan lupa berterima kasih pada Tuhan...”ujar dokter dengan keringat dingin.
Semua orang termasuk nadse menunggu aku membuka mataku, kini berlian itu berada ditanganku, hingga malam hari aku terbangun dan melihat sebuah berlian bersinar terang dihadapanku juga orang2 berdiri disisiku.
“Apa yg terjadi...Berlian ini ? Kok bisa ada...” ucapku. Namun penglihatanku masih buram.
“Maafin aku ya win, rasa penasaran berelbihanku membawaku untuk mengambil berlianmu, aku terlalu penasaran sampai2 harus mencuri berlian itu, maafin aku win....”ucap nadse dengan tetesan air mata dipipinya.
“Udah gak apa kamu gak salah...Lupakan aja, ngomong2 gimana kabar kamu di JKT48 ?”tanyaku yang kini penglihatanku mulai jernih.
“Aku baik, kemarin udah perkenalan juga...”jawabnya
“Oh ya ? Jadi perkenalan kamu gimana ?” Tanya ku lagi.
"Seperti berlian yang dapat menyilaukan mata dan hatimu, Hallo aku Nadse !!!"
Ucapnya disertai tarian centil seperti anak kecil yg sedang bahagia.
Melihat nadse kini aku lebih bersemangat untuk mendukung karir nya saat ini dan
bertekad menjaganya.
“Itu terinspirasi dari berlian dan kamu ketika dimalam hari yang selalu butuh cahaya untuk menerangi mu dimalam hari, hehe” ucapnya sambil tersenyum.
“Terima kasih nad...”jawabku dengan tetesan air mata.
Lalu nadse merebahkan kepalanya dalam pelukku “Percayalah, aku akan menunggum sampai hari kelulusanmu, aku janji” bisikku pada nadse.
Beberapa hari ketika aku keluar dari rumah sakit, aku kembali mengajak ndase menuju pantai dan melihat kala menatari terbenam.
“Mentari senja, aku titip satu gadis kecil yang sekarang sedang mencoba meraih mimpinya, buat dia selalu tersenyum dan bahagia, bantu dia mencari jati diri dan jalan kesuksesannya, kelak ketika dia terpuruk dalam kesedihan, katakanlah bawha disini aku akan tetap mendukung dan menunggu kembali kehadirannya...”
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Saran.