Fanfict

Aku Hanya Ingin Menjadi Kakak Yang Baik



Fanfict by : @MhmmdEdwin
Inspired by : @NabilahJKT48

“Kak !!! Bangun kak !!! Sudah pagi nih !!! Aduh nanti terlambat lagi sekolahnya !!!” Teriak adikku seraya membangunkanku dari tempat tidur.
“Apaan sih bil, iye iye ini mau bangun” jawabku dengan rasa malas.
“Cepat kak nanti kita terlambat nih ke sekolahnya !”balasnya dengan teriak2 lagi.
“Etdah punya adek cerewet kayak kamu memang susah, minggir2 kakak mandi dulu” jawabku sambil menutup telingaku dan bergegas menuju kamar mandi.
Tak lama aku mandi tiba2.... “Dor dor dor !!!” “Kak cepetan ini sudah hampir jam 7 !!!” Nabilah menggedor2 pintu kamar mandi ku denan kencang “YaTuhan bil !!! Iya ini sudah selesai !” jawabku sedikit marah. Sebelumnya perkenalkan nama ku Muhammad Edwin, sekarang aku kelas 3 SMK dan aku mempunyai seorang adik perempuan yg super cerewet namanya Nabilah Ratna Ayu Azalia yang duduk di bangku kelas 3 SMP
Selesai aku mandi, aku dan nabilah bersiap, kami pamitan dengan orang tua kami. Sekolah ku dan nabilah memang berbeda, karna aku SMK dan nabilah SMP, namun jarak sekolah kami juga tidak terlalu jauh. Perjalanan yang tak cukup panjang, aku sampai untuk mengantar nabilah “Kak nabilah berangkat dulu ya, kakak hati2 dijalan ya, nabilah sayang kakak!”ucapnya.
“Hehe iya, jangan nakal ya bil sekolahnya, entar jangan lupa makan pas istirahat, uang jajannya ditabung, jangan dihabiskan ya, kakak juga sayang sama kamu.” Balasku sambil mengelus kepelanaya dan nabilah pun menyalim tanganku dan berbalik badan menuju masuk kesekolahnya.
Aku sangat sayang pada nabilah, karna dia adalah adikku satu2nya dan aku tak mau dia terusak oleh pergaulan anak muda zaman sekarang, itu sebabnya aku ingin sekali menjaganya.
Aku bergegas menuju sekolah ku hingga akhirnya aku sampai disekolah.
“Win adik lu gimana kabarnya?”sahut teman sebangku ku, namanya rian.
“Kenape, baik kok dia.”jawabku
“Ohyadeh”tambahnya.
Pelajaran dimulai...
Hingga selesai belajar setengah hari, aku bergegas mejemput adikku, sampai disekolah nabilah, nabilah tak kunjung keluar, hingga salah satu temannya menghampiri ku “Kak edwin, nunggu nabilah ya ?” sahut salah satu teman nabilah yg juga akrab dengan ku.
“Iya dek, liat nabilah ?” tanyaku
“Oh nabilah sudah pulang kak, sama cowok tadi anak SMA, baru aja sih”jawab anak itu.
“Nabilah pulang sama cowok lain ? Gak mungkin”ucapku dalam hati. “Ohyaudah dek, saya balik dulu ya”tambahku
“Iya kak”
Aku bergegas menuju rumah ku, hingga tiba aku sudah melihat nabilah duduk sendiri didepan tv, nampaknya kedua orang tua ku sedang tidak ada rumah saat itu.
“Kamu pulang sama siapa ?” jawabku sedikit dengan nada kesal.
“Sama teman kakak tadi” jawabnya sedikit gugup.
“Siapa ?!” aku mulai emosi ketika tau nabilah pulang dengan cowok lain.
“Rian kak, maaf kak tadi aku juga pengen buru2 pulang” jawabnya sambil menundukkan kepalanya.
“Kakak sudah pernah bilang kan, jangan jalan sama cowok lain sampai kamu benar2 bisa menjaga diri kamu, kakak gak ngelarang, kakak cuman takut kamu dipermainkan sama cowok2 yang gak jelas diluar sana ! Kakak gak mau liat air mata mu netes hanya karna cinta atau permainan cowok2 disana !”Jawab ku dengan nada tinggi, lalu meninggalkan nabilah yang sendiri didepan tv. “DUBRAK !!!” ku hempaskan pintu kamarku dengan kuat karna emosiku yg tak bisa ku kontrol. Seringkali memang aku menginatkannya untuk tidak dekat dengan cowok manapun, dalam artian kata tidak ada ikatan spesial, nabilah memang punya banyak teman cowok, tapi aku sudah melihat teman2 cowoknya tersebut dan mereka terlihat baik, namun untuk cowok yg baru ia kenal, aku sangan membatasi perkenalannya dengan cowok yg baru dia kenal. Seringkali juga aku mengingatkannya bahwa tidak boleh mengenal cinta sampai dia benar2 bisa menjaga dirinya, karna hal apapun yang membuat nabilah sedih, itu juga akan membuat ku sedih, apalagi sampai melihat air matanya menetes karna cinta.
Hingga petang aku tak ingin keluar dari kamarku, aku hanya memandang fotoku berdua dengan nabilah, aku sangat menyayanginya, cuman dia adik perempuan satu2nya yang aku punya, namun benar pada hari itu nabilah sangat membuatku kecewa, yg pertama dia pulang dengan cowok lain tanpa sepengetahuanku, dan cowok itu adalah rian teman sekelasku, dia terkenal disekolah ku karna mempunyai banyak mantan atau dalam kata lain playboy, itulah yang ku takutkan nabilah dekat dengannnya, karna ku takut nabilah juga dipermainkan dengan rian.
Diselang waktu aku merenung dikamarku tiba2 seseorang membuka pintu kamarku yang pada saat itu tak ku kunci. “Kak...” ternyata itu nabilah, aku menolah sedikit kebelakang, dia hanya menundukkan kepalanya “Maafkan nabilah kak...”tambahnya aku berbalik arah menghampirinya dan berdiri didepannya, belum sempat air matanya jatuh ke lantai aku langsung menghapusnya “Maaf kan kakak juga bil yang sudah kasar didepan kamu, kakak cuman gak mau kamu sakit hati karna cinta, kakak gak mau liat kamu sedih, apalagi menangisi hal bodoh seperti cinta, kakak gak ngelarang kamu pacaran, gak, tapi itu semua ada saatnya, kakak sayang kamu bil...” ucapku sambil memeluk dan mengelus kepalanya.
“Iya kak, nabilah ngerti, maafin nabilah ya kak, nabilah juga sayang banget sama kakak...” jawabnya sambil meneteskan air matanya dibahuku.
“Sssttt... udah jangan nagis entar jelek, biasanya cerewet ? hahaha” jawabku sambil menghapus air matanya dan ku lihat nabilah dengan lucu memanyunkan bibirnya. “Kakak tuh yang buat aku gini...”jawabnya lagi2 memanyunkan bibirnya
“Udah yuk makan dulu”
“Oh iya lupa, mama juga udah buat makan di bawah, yuk kak !” jawabnya sambil menarik tanganku
Setelah makan malam, aku kembali ke kamar dan langsung tertidur....
Esok tiba lagi, aku sudah bergegas dengan nabilah untuk berangkat sekolah hingga berangkat dan tiba disekolah nabilah “Kak, nanti nabilah pulang sama teman nabilah ya, soalnya nabilah ada pelajaran tambahan” ujarnya saat ia turun dari motor.
“Iya, hati2 ya di jalan pulang bil, ingat uang jajannya disisipkan dikit buat ditabung”ujarku sambil tersenyum dan mengelus kepalanya.
“Iya kak, hati2 dijalan kesekolah ya kak, nabilah sayang kakak” ujarnya sambil menyalim tanganku.
dan aku pun hanya membalas dengan senyuman.
Aku bergegas menuju sekolahku, hingga tiba dikelas “Yan gue kasih tau ya, jangan ganggu kehidupan adik gue, dia masih kecil, belum tau apa2 tentang cinta, pegang ucapan gw, kalau sampai lu buat permainkan dia dan membuat dia sedih apalagi sampai air matanya menetes, gak segan2 gw bunuh lu! Ngerti” ucapku dengan sedikit emosi.
“Win! Oke gue emang playboy, tapi kenapa lu ngelarang adik lu buat pacaran, sadar gak kalau lu terlalu ngekang hidup adik lu.”jawabnya
“Gue gak ngekang hidup dia ! Itu tanda gue sayang sama dia, makanya gue gak mau dia kenal cinta, sampai dia memang benar2 dewasa !”
“O...Oke” jawabnya gugup.
Mulai hari itu aku tidak duduk lagi sama rian, aku berpindah duduk dibelakang dengan temanku yang lain karna aku menyimpan rasa kecewa dengannya. Hingga pelajaran selesai, aku kembali menuju rumahku, 1 hari disekolah membuatku sangat capek, aku pun menyempatkan tidur siang.
Saat aku terbangun nabilah sudaha ada duduk sendiri di depan tv “Loh bil, udah pulang” ucapku dari dapur sambil mengambil air putih segelas.
“Udah barusan aja kok kak” jawabnya dengan asik memainkan handphone nya dan tertawa sendiri. Aku heran, kenapa nabilah bisa segirang itu, biasanya kalau dia sms’an/twitteran atau aktif di medsoc lain ekspresinya tidak berlebihan. “Ngapain sih bil ?” ucapku sambil menghampirinya.
“Eh eng...enggak kok kak” jawabnya gelisah sambil memencet handphone nya dengan cepat.
“Bener?” jawabku sinis
“I..iiyaa kok kak” jawabnya kembali gelisah.
“Yaudah deh” tambahku sambil meninggalkannya untuk menuju teras rumah, tiba2...”Kak edwin...” seseorang memanggilku, aku tak mengenalnya, namun dia seperti mengenalku “Iya, siapa ya ?” jawabku sambil berdiri.
“Maaf kak ngomongnya pelan2 aja, nabilah ada kak?” sahutnya sambil berbicara pelan.
“Hm ada, kenapa ya dek?” jawabku penasaran
“Ngomong disini aja kak” ujarnya sambil memanggilku keluar.
“Ada apa ya dek ?” tambahku
“Maaf sebelumnya kak, saya terlalu lancang untuk berbicara dengan kakak, saya teman sekelas nabilah, nama saya rido, sebelumnya jujur kak saya suka dengan nabilah, saya selalu memantaunya disekolah, tapi gini kak nabilah pulang jam berapa ya tadi kak?” ucapnya yg terus membuatku penasaran.
“Nabilah pulang jam 4 kurang tadi, katanya sih ada mata pelajaran tambahan”jawabku
“Gini kak, saya mau liatkan kakak sesuatu, ini nih...” rido menunjukkan handphonenya, padaku, aku tak dapat berkata apa2 ketika aku melihat dia menunjukkanku foto nabilah dengan rian seperti disalah satu mall.
“Jadi hari ini gak ada pelajaran tambahan kak, saya melihat cowok itu menjemput nabilah, dan saya ikuti mereka ingin kemana, saya pikir kakak tau tentang hal ini, ketika saya ikuti mereka ke mall, bergandengan dan bermesraan sambil berjalan berdua kak, maaf kak saya cerita gini, tapi saya takut nabilah makin sering membohongi kakak.
“Yaudah makasih ya dek infonya, kamu pulang aja, saya sekali lagi mengucapkan banyak terima kasih atas bukti yang kamu kasih, hingga tiba2 “Astagfirullah nabilah !!!!” terdengar suara ibu ku berteriak dalam rumah, aku segera berbalik masuk, ketika didalam, aku melihat nabilah tergeletak dengan darah yang melumuri kepalanya “Mah kenapa bisa nabilah gini mah !!!” ujarku histeris “Tadi adik mu teratwa kegirangan dan ingin menuju ke atas, tiba2 dia terpeleset win” ucap ibuku dengan tangis. Ayah ku masih kerja, jadi aku dan ibu ku bergegas membawa nabilah ke rumah sakit, ku kemudikan mobil ayah ku yang satu dan menuju rumah sakit, hingga kami tiba dirumah sakit dan membawa nabilah ke ruang UGD.
Selang beberapa saat dokter pun menghampiri kami, dan ayahku juga sudah datang “Jadi begini pak,buk,dek nabilah mengalami pendarahan yang cukup besar, hingga hampir 50% dia kehabisan darah, stok darah dirumah sakit kami juga sudah habis, kalaupun ada itu tidak akan cukup untuk membantu nabilah, jadi jalan satu2nya harus ada yg mendonorkan darah, dengan 1 syarat, mungkin pendonor tersebut tidak terselamatkan, namun disini nyawa nabilah juga dipertaruhkan” ucap dokter tersbut yang membuat kami kaget.
“Jadi gimana ini pak?” ucap ibuku sambil menangis/
“Apa benar2 sudah tidak ada jalan lagi dok?”tambah ayahku
“Saya siap!” ujcarku sambil menundukkan kepala ku dan meneteskan air mata ku.
Dokter, ayah dan ibuku hanya terdiam
“Win tapi....”
“Sudah mah, aku sayang dengan nabilah, dia adikku satu2nya, aku sudah cukup membawa beban pada hidupnya, mungkin banyak aturanku yg membuatnya merasa terkekang, cita2 dia mulia mah, dia ingin menjadi dokter dan menolong semua orang, aku gak mau nabilah pergi mah, aku gak mau !” ucapku sambil menangis keras, ibu dan ayahku hanya memelukku.
“Tapi sebelumnya, saya minta waktu dok untuk membuatkannya surat, kelak jika ia terbangun dia bisa membaca kata2 terakhir ku untuknya.
Aku sudah menulis surat, aku mendatangi nabilah, dan mungkin melihatnya untuk terakhir kalinya “Dek kakak sayang kamu...maaf ya kakak gak bisa temani kamu lagi, maaf kalau kakak banyak salah sama kamu, kakak sayang kamu nabilah...” ucapku dengan mencium keningnya dan menetsakan air mata ku.
Akupun  memasukki ruang oprasi
Tuhan...Jaga adikku, buat dia selalu ada dijalanmu, bilang padanya Tuhan, bahwa aku sangat menyayanginya, sampaikan kata maafku karna aku sudah tak bisa menjaganya, lancarkan jalan hidupnya Tuhan, biarkan dia mengejar impiannya untuk menolong banyak orang, terima kasih Tuhan sudah memberikan kami waktu bersama2 selama ini, lancarkan semua ini Tuhan....Amin...” ucapku dalam hati dan dokter mulai membiusku hingga akhirnya mengambil banyak darahku yang membuatku menghembuskan nafas terakhirku untuk adik yang ku cinta yaitu Nabilah...
Pendonoran darah berjalan lancar, kini nabilah sudah bisa membuka kembali matanya walaupun dengan rasa sakit seraya memgang perban dikepalanya “Duh sakit banget kepala nabilah mah,pah, kak”ucapnya menyebutkan nama kami “Loh mah, ayah, kakak mana ?! aw! Kakak mana mah ? Ayah?”ucapnya sambil mencariku di sekelilingnya ketika semua orang berkumpul.
“Nabilah, kamu yang sabar ya nak...”ucap ibuku dengan tangis dan memeluk nabilah.
“Maksud mamah apa ? Nabilah gak ngerti “ jawab nabilah
“Kakak mu sudah mendonorkan banyak darah untuk mu nabilah, dia sedih melihat mu hampir meninggalkan kami semua karna kamu terjatuh dan mengeluarkan banyak darah, jadi kakak mu yang mendonorkan darahnya untuk kamu, dan harus meninggalkan kita semua.”Ucap ayahku yg juga mengeluarkan air matanya.
“Tapi mah !! Gak mungkin ! Kak edwin gak mungkin pergi secepat itu mah !!” ucap nabilah yg langusng menangis keras.
“Dia sayang sama kamu nak, bairkan dia tenang, ini ada surat terakhirnya untuk kamu...” jawab ibuku sambil memberikan surat kecil ku untuk nabilah yang terakhir kalinya.
Dengan air mata yang terus mengalir, akhirnya nabilah pun membuka surat terakhirku untuknya...
Nabilah adikku...

Gimana kondisi mu sekarang dek ? Sudah baikkan ? Maaf kakak pergi tanpa sepengetahuanmu...

Kakak gak mau liat kamu sedih, apalagi melihat mu terbaring lemas sebelumnya membuat kakak gak berdaya...

Nabilah...
Maaf ya...kakak sudah mengekakng hidup kamu, kakak larang kamu inilah itulah...kakak cuman gak mau kamu sedih, apalagi karna cinta bil, kakak gak mau kamu mengeluarkan air mata berhargamu hanya karna cinta...Kakak cuman ingin menjadi kakak yang baik untukmu dek...
Nabilah...
Kejar impianmu ya dek, darah kakak sekarang mengalir dalam tubuhmu, maaf kan kakak ya bil, kakak sayang kamu, kamu buat bangga mamah sama ayah ya dan kakak juga, sejauh ini kamu sudah membuat kakak bangga, kakak yakin kelak suatu saat,kamu bisa menjadi dokter yang baik, dan menolong semua orang....

Nabilah...
Kakak tunggu kamu disurga nanti ya, disana kita bisa bertemu dan bermain bersama lagi, bisa terus bersama-sama selamanya dek, percayalah...dari sini kakak akan tetap menjaga kamu...
Nabilah menangis semakin jadi, dia tak kuasa menahan sedih ketika seseorang yagn selalu menjaganya, membimbingnya, melindunginya dan membuat hari2nya penuh warna dan bermakna sekarang telah tiada, namun dia sadar bahwa kakaknya juga tak ingin melihatnya sedih, melainkan melihatnya tetap semangat dan berjuang mengejar mimpinya.
“Kak...Aku sayang kakak....kenapa kakak harus pergi secepat ini...” ucapnya sembil meneteskan kembali air matanya dikertas putih bertuliskan kata2 terakhirku untuknya.
Besoknya semua orang2 yang kucintai termasuk kedua orang tua ku dan nabilah mengantarkan ku ke tempat peristirahatn terakhirku, tangis tak terbendung ketika aku mulai ditutupi dengan tanah, nabilah tak henti2nya menangis dan ketika usai dia memeluk batu nisanku sambil berkata “Kak, aku sayang sama kakak, nabilah gak marah kakak larang nabilah, karna nabilah tau, itu semua kakak lakukan demi kebaikan nabilah, kak semoga kamu tenang di sana ya,sebelumnya maafin nabilah ya kak, nabilah sudah bohongin kakak, nabilah janji, nabilah akan dengar kata2 kakak, kalau nabilah harus berjuang mengejar impian nabilah dan membuat bangga mamah sama ayah dan juga kakak, dan nabilah juga gak bakal mengenal cinta sampai nabilah benar2 bisa menjaga diri nabilah, kakak...nabilah sayang sama kakak...” nabilah terus memeluk batu nisanku dan terus meneteskan air matanya tanpa henti, hingga dia berdiri dan perlahan bersama kedua orang tuaku untuk meninggalkan tempat peristirahatan terakhirku...
Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan Saran.